Foto: Kegiatan bincang-bincang antara BI dan Insan pers kota Balikpapan
BALIKPAPAN (kabar-nusantara.com) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan meminta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan, untuk mewaspadai kemungkinan adanya tekanan inflasi saat momentum Lebaran 2022.
"Balikpapan selalu menunjukkan inflasi yang meningkat pada momentum Lebaran akibat faktor permintaan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Tahun 2022, tekanan inflasi tersebut perlu diwaspadai, terutama pada beberapa komoditas yang menjadi penyumbang inflasi tiga tahun terakhir, yaitu daging ayam dan telur ayam," kata Kepala KPw BI Bambang Setyo Pambudi pada insan pers di kantor BI Balikpapan, Kamis (21/4).
Terkait dengan hal itu, TPID perlu menyiapkan strategi pengendalian inflasi pada komoditas yang mengalami fluktuasi cukup tinggi. Lebih lanjut, Bambang mengatakan risiko inflasi pada momentum Ramadhan 2022 dapat dipicu oleh harga bahan bakar minyak (BBM), daging ayam ras dan telur ayam ras, minyak goreng, bawang putih, serta tarif angkutan.
Dalam hal ini, kenaikan harga BBM didorong oleh kebijakan pemerintah yang menaikkan harga Pertamax dari Rp 9.000 per liter menjadi Rp 12.500 per liter sejak 1 April 2022. Bersamaan dengan kebijakan tersebut, pemerintah juga membatasi BBM bersubsidi atau Pertalite untuk menjaga pasokan barang.
Menurut dia, permintaan masyarakat terhadap daging ayam ras dan telur ayam ras yang meningkat pada momentum Ramadhan mendorong harga komoditas tersebut mengalami peningkatan. Selain itu, peningkatan harga juga didorong oleh harga pakan ayam yang mengalami kenaikan.
"Sementara itu, harga minyak goreng terus mengalami peningkatan sejak ditariknya kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng pada 16 Maret 2022," katanya.
Ia mengatakan, permintaan terhadap bawang putih yang signifikan menjelang lebaran disertai dengan pasokan komoditas yang mulai menipis menyebabkan peningkatan harga bawang putih. Dekikian juga, tarif angkutan yang saat ini masih relatif stabil berpotensi mengalami kenaikan saat menjelang Lebaran, sehingga berisiko terhadap inflasi.
Terkait dengan hal itu, Bambang mengatakan Bank Indonesia merekomendasikan penanganan inflasi Ramadhan, yakni pengawalan penyediaan pasokan dan distribusi komoditas pangan strategis, termasuk yang berasal dari impor seperti kedelai, tepung terigu, dan gula, mengingat adanya gangguan value chain dunia.
"Meminta pelaku usaha untuk bekerja sama, menjual dengan margin wajar dan sesuai ketentuan harga, serta tidak menimbun stok. Perlu dikenakan sanksi tegas jika terjadi pelanggaran. Juga, memberikan imbauan bijak berbelanja kepada masyarakat," katanya.
BI Balikpapan yang mencakup wilayah kota Balikpapan, Kabupaten PPU dan Kabupaten Paser untuk melancarkan kebutuhan masyarakat akan uang kecil buat lebaran juga menyiiapkan 114 titik layanan penukaran uang.
“Kalau masyarakat mau menukar uang ada 114 titik perbankan yang siap melayani penukaran. Teman-teman juga sudah dokumentasikan ada beberapa bank sudah melayani,” ujarnya.
Selain itu, BI Balikpapan membuka kas keliling masyarakat pada 19 dan 21 April di pasar Segar Balikpapan. “Yang menukar bisa melakukan di aplikasi pintar di website https://pintar.bi.go.id ikuti petunjuk yang tersedia.
"Di aplikasi pintar saya dikabari itu sudah penuh juga ya. di pasar segar hanya melayani saja karena masyarakat mendaftar secara online lewat aplikasi online,” jelasnya.
Selain itu BI Balikpapan juga bekerjasama dengan beberapa aparat di Kodim Balikpapan, Polda, Brimob dan Danlanal untuk kelancaran penukaran uang ini.
Bambang menambahkan BI Balikpapan juga memastikan ketersedian uang di wilayah seperti PPU dan Paser pada jelang lebaran termasuk Kaltara, Palu.
“Sebagai depo kas wilayah. Kita juga jadi kasnya beberapa Kpw terdekat seperti melayani kasnya KPw BI Kaltim, kita juga kirimi kesana, ke Kaltara dan juga wilayah Kas di Palu,” pungkasnya. (Are)