JAKARTA (kabar-nusantara.com) - Pemuda berusia 38 tahun ini, memang tidak ada habisnya untuk di bahas, khususnya di kalangan generasi millenial. Pemuda satu ini sedang fokus dengan organisasi yang digagas dan dipimpinnya, yaitu Barisan Pemuda Nusantara (Bapera). Dilansir dari laman regionalsulawesi.id, Kamis (13/1/22)
Membahas tentang generasi, Putra dari
Almarhum A.Rafiq (penyanyi dangdut
kondang era 80-90 an ini) masuk dalam generasi Y (Millenial). Dikutip
dari gramedia.com. Istilah-istilah generasi ini digunakan untuk mengelompokkan
orang yang lahir dalam rentang tahun yang berdekatan dan kondisi lingkungan
yang sama.
Perlu diketahui bersama generasi Millenial
begitu ekspresif dan open minded dibandingkan generasi pendahulunya. Masyarakat
pada generasi ini lebih berani menyampaikan pendapat, kepercayaan diri yang
tinggi dan out of the box.
Bang Fahd panggilan akrab beliau, orang yang
Totalitas dalam melakukan hal positif, dalam kamus besar bahasa Indonesia arti
kata Totalitas adalah keutuhan; keseluruhan; kesemestaan; masyarakat dan
kebudayaan dilukiskan sebagai satu.
Seorang aktor yang totalitas terhadap
aktingnya, seorang pekerja yang totalitas dalam menjalankan pekerjaannya,
seorang guru yang totalitas dalam mengajar murid-muridnya, seorang dokter yang
totalitas mengobati para pasiennya, dan lain sebagainya.
Pengorbanan bisa berupa waktu, tenaga, finansial, dan lain sebagainya. Umumnya hal-hal yang menjadi “objek” untuk dikorbankan itu adalah sesuatu yang memiliki arti penting bagi kehidupan kita pribadi.
Waktu yang semestinya bisa kita pakai untuk
bersantai tidak jarang harus dikorbankan demi menunaikan sebuah tugas “negara”.
Uang yang semestinya diperuntukkan untuk keperluan lain terkadang harus
dikeluaran demi menalangi hal-hal yang berkaitan dengan profesi. Bahkan fisik
pun rela “disakiti” demi mencapai standar profesi.
Anggapan ini tidak akan muncul apabila
kualitas peran yang Fahd lakukan saat ini biasa biasa saja. Kerelaan atau
kesediaan kita untuk mengorbankan hal-hal penting di kehidupan kita merupakan
wujud penuangan dari sikap total terhadap sesuatu.
4. Berani Berkata “Tidak”- Pada saat-saat tertentu adakalanya kita perlu berkata “tidak” terhadap sesuatu hal. berkata tidak itu bukan berarti kita menjadi seseorang yang suka melakukan penolakan. Akan tetapi hal itu didasari oleh keyakinan bahwa pemahaman yang kita miliki adakalanya harus lebih diutamakan daripada pemahaman milik orang lain.
Orang sukses tidak lepas dari disiplinnya terhadap perilaku penting secara terus menerus tanpa henti. Anda hanya berhenti ketika alam menghendakinya, selama kehendak itu datang dari alam bawah sadar Anda, maka segeralah bangkit dan tegak berdiri untuk terus maju mengejar tujuan.
Untuk menjadi seorang pemimpin yang disiplin,
seseorang harus mempersiapkan dan melakukan beberapa hal;
1. Menerapkan perilaku disiplin pada diri sendiri Sebelum membawa kedisiplinan pada orang lain, maka kita harus menerapkan terlebih dahulu perilaku disiplin kepada diri sendiri. Disiplin diri menjadi dasar utama kepemimpinan anda akan terlihat. Hal inilah yang sudah ditunjukkan oleh seorang Fahd El Fouz Arafiq, sebelum memberlakukan sikap disiplin pada orang lain, beliau menerapkan diri pada dirinya sendiri.
2 . Menantang semua alas an - Untuk mengembangkan gaya hidup disiplin salah satu tugas anda adalah menantang dan menghilangkan kecenderungan apapun untuk membuat “ALASAN” (Execuse). Ketika Anda mempunyai beberapa alasan untuk tidak melakukan disiplin diri, maka sadarilah bahwa hal ini adalah kumpulan alasan yang mana semuanya harus di tantang jika anda ingin mendaki tingkat sukses lebih tinggi sebagai seorang Pemimpin.
3. Fokus pada hasil - Kapanpun anda memusatkan pikiran pada kesulitan kerja, bukan pada harapan dan hasil akhir yang memuaskan, maka dipastikan semangat kerja akan mengendur dan gairah akan menghilang. Jangan fokuskan diri dalam kesulitan yang tengah dihadapi, namun segera selesaikan tugas dan fokus kembali pada apa yang harus dilakukan.
Tidak peduli anda seorang profesional atau
pendatang baru baik dalam organisasi sosial atau dunia bisnis ekonomi,
kedisiplinan tetap menjadi jalan utama menjadi seorang pemimpin yang sukses.
Selaras dengan hal itu, kita mesti tahu kapan saatnya untuk berkata “tidak”. dan Disiplin akan tumbuh dan dapat dibina melalui latihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan dengan keteladanan-keteladanan tertentu, yang harus dimulai sejak ada dalam lingkungan keluarga, mulai pada masa kanak-kanak dan terus tumbuh berkembang dan menjadikannya bentuk disiplin yang semakin kuat.
(Writer: ASW, Editor: RED).
Sumber: https://regionalsulawesi.id/fahd-a-rafiq-totalitas-dan-disiplin/