Muara Enim (kabar-nusantara.com) - Tumpahan batu bara menyebar dan menutup seluruh permukaan jalan umum (aspal), mengganggu pengguna jalan lainnya, hal ini terjadi di jalan Raya Batu Raja tepatnya di RT.02/RW. 02 Talang Gabus, Tanjung Enim Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Kamis (16/09/21).
A'ang, warga RT. 02 Talang Gabus, saat ditemui wartawan menuturkan, keadaan seperti ini berdampak penderitaan pada rakyat kecil seperti kami, debu berterbangan dimana-mana, lebih parah lagi keadaan ini sudah berlangsung lama, tiap hari kami menghirup debu, dan kebisingan serta resiko kecelakaan akibat mobil-mobil besar dengan muatan diatas 30 ton berlalu lalang tiap malam.
"Kami ini cuma dapat debunya, tapi merekalah yang dapat untungnya, sehari mungkin sepuluh kali kami membersihkan lantai, tapi tetap berdebu, stoplah pak kendaraan batu bara itu, kalu dak ado solusinyo, kita nak ngadoke aksi penyetopan," katanya.
Sementara itu Lurah Pasar Tanjung Enim, Najibburahman, SE, MM, Berharap, perusahaan pengangkut batu bara ini bertanggung jawab, jangan asal pergi meninggalkan tumpukan batu bara ditengah jalan, sehingga menyebabkan keresahan masyarakat, " tuturnya.
Senada dengannya, Aidil Koster, selaku ketua RW. 02 Talang Gabus mengatakan, sudah selayaknya Pemerintah mencabut izin kendaraan Batubara/dispensasi No. 351.2/415/5/2018 yang dikeluarkan oleh Kadishub Prov. Sum-Sel. Mengingat izin kendaraan Batu bara melintas dijalan umum, telah melanggar ketentuan, sesuai amanah undang- undang kendaraan pengangkut Batu bara harus melewati jalan khusus.
"Mohon kepada pihak yang terkait untuk dapat mencarikan solusi, warga resah dengan keberadaan angkutan Batu bara ini," pungkasnya.
Sementara itu, Bripka Salman, BKO Satlantas Lawang Kidul, saat ditanya awak media, menyatakan, "sementara ini kami belum tahu Batu bara milik siapa, tapi karena tumpahan ini membahayakan pengguna jalan, kita minta bantuan kepada pengusaha PT. HPJ, (Apri) yang punya alat berat (wildloader) serta satu unit mobil tank air, agar pengerjaan lebih cepat.
Menurut pantauan wartawan, sampai saat ini belum ada pihak pemilik kendaraan atau pemilik barang datang kelokasi untuk bertanggung jawab. (ak)