-->

Notification

×

Iklan

Iklan searcher

Iklan

PLN Bak Pelita Dibumi Khatulistiwa

Jumat, 29 Januari 2021 | Januari 29, 2021 WIB Last Updated 2021-01-29T15:37:35Z
 

Sukabumi, Kabar-nusantara.com - Menerawang menembus batas relung ilustrasi dalam bentangan garis khatulistiwa yang membelah dunia menjadi dua kutub selatan dan utara 

Indonesia adalah anugerah dan karunia Tuhan bagi anak bangsa di Negara Kepulauan Nusantara  yang menjelma berdiri tegap dari Sabang sampai Merauke tampil unik dan eksotik di mata dunia yang kaya dengan budaya, suku dan bahasa inilah yang disebut Bhineka dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia  yang indah nan mempesona.

Selain kaya dengan segala sumber daya, Indonesia pun memiliki iklim tropis yang belum tentu banyak dimiliki oleh negara lain di belahan bumi mana pun di dunia, selain udaranya yang sejuk darat dan lautnya juga kaya akan keindahan alam Indonesi, membuat semua orang betah tinggal didalamnya dengan setia menanti  musim yang selalu silih berganti.

Pelita sang surya selalu setia menerangi dikehidupan  siang maupun malam, dari mulai terbit diupuk timur hingga terbenam diupuk barat pancarannya pun begitu tulus menembus ruang dan waktu dari siang hingga larut malam untuk menemani rembulan agar dapat menerangi bumi .

terlukis indah  dalam imaginasi perlahan dengan gontai langkah seorang kaki lelaki tua segera bersyukur atas nikmat dan karunia yang telah Tuhan berikan kepada kita dalam bingkai anak bangsa di negara yang kita cintai bersama. Indonesia begitu mempesona indah nan  permai, “bumiku adalah sorgaku “  ku suka bumiku.

Bukan saja hanya air, api, angin bumi dan sinar matahari yang menjadi sumber kehidupan bagi warga masyarakat kampung Batu Gajah  Desa Walangsari Kecamatan Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi, melainkan dengan masuknya listrik ke kampung ini dimasa kepemimpinan Kades Moch Yasin (Alm) Periode 2007-2012 silam, pada saat itu pula Listrik (PLN) menjadi salah satu sumber daya yang dapat merubah peradaban warga kampung secara signifikan yang notabene kampung ini memiliki ciri khas tersendiri serta gaya yang begitu bersahaja identik bernuansa primitif kini menjadi jauh lebih maju dan modern.

Siapa sangka yang menjadi perwakilan dari jawa barat di tingkat nasional dalam gelaran lomba FLS2N semua bangga dan terharu walau hanya menyandang juara harapan 3 tingkat nasional ternyata beliau adalah M. Latif Ikhsan Nurjaman anak seorang guru Madrasah Diniyah Al-Hidayah yang lahir dan tumbuh besar di Kampung Batu Gajah Desa Walangsari Kecamatan Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi.

Dayat sebagai ayah kandung Latif Ikhsan Nurjaman selain menjabat selaku Ketua RW. Di Kampung Batu Gajah ini, Beliau juga aktif dalam pengembangan  dunia pendidikan secara formal maupun informal, bahkan sudah terhitung lama beliau mengadakan pembelajaran Madrasah Diniyah Tingkat Awaliyah di bawah naungan sebuah Yayasan milik pribadinya ialah Yayasan Al-Hidayah.

Dengan jujur kami katakan bahwa kemajuan serta keberhasilandi kampung kami ini secara khusus warga Batu Gajah, terutama pengembangan dalam dunia pendidikan sangat terasa sekali dampak positif serta nilai manfaat yang didapat. 

Sungguh sangat dominan luar biasa sekali setelah kampung kami ini tersentuh oleh program aliran listrik PLN dari Unit Pelayan Cibadak Sukabumi pada tahun 2007 silam menjadi pelita bagi seluruh anak bangsa. Serta mampuh merubah sebuah kehidupan suatu kampung seperti kampung kami yang telah lama hidup dalam kegelapan. 

Sementara setahu kami listrik masuk Desa itu sejak tahun 1991 di masa orde baru. “Dan alhamdulilah  sekarang  kampung kami  menjadi jauh lebih maju setelah hadirnya PLN di kehidupan warga kami,  yang dulu gelap gulita kini berubah menjadi terang benderang,” papar Dayat saat bercerita di kediamannya,.Minggu ( 23 /1/21)

Bukan hanya Batu Gajah yang merasa terisolir diperkampungan ini, namun hal serupa juga dapat dirasakan oleh kedua  tetangga kampung di antaranya ialah, kampung Ciherang Desa Gunung Malang Kecamatan Cikidang dan Kampung Lio Desa Cianaga Kecamatan Kabandungan Kabupaten Sukabumi.

Tiga kampung ini  berada  tepat di bawah lereng dan lembah perkebunan Balungbangan di sebelah timur, di selatan Gunung Malang dan Bukit Cianaga di sebelah barat kampung ini merupakan  daerah penghubung antar tiga wilayah Kecamatan Kalapanunggal dengan Kecamatan Kabandungan dan Kecamatan Cikidang Kabupaten Sukabumi. 

Aliran sungai Citarik dan sungai Cipanas yang jadi garis pembatas bagi ketiga kecamatan itu dengan mata air yang bersumber mata airnya dari  Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak di sebelah utara sebagai  hulu  dari kedua sungai tersebut. 

Perkampungan ini tidak terlalu di kenal banyak orang selain lokasi nya yang jauh dari keramaian  kota, lagi-lagi  kampung ini berada di bawah lembah nan curam begitu ekstrim lokasinya. siapapun akan terpana ketika melihat Perkampungan ini dari atas bukit didekatnya. 

Meski  banyak akses untuk menuju  kampung ini namun masih ada juga salah satu akses jalan yang perlu perbaikan serta perlu untuk ditingkatan karena infra struktur jalan di sepanjang lintasan  perkebunan Balungbangan ini  kondisinya masih memperihatinkan tak selaras dengan abad milenial dan modern seperti sekarang ini. nyatanya masih ada jalan batu koral sepanjang 2,4 km dari mulai Dusun Cingenca hingga ke Batu Gajah Desa Walangsari Kecamatan Kalapanunggal Sukabumi. 

Seperti yang disampaikan lelaki paruh baya dikediamannya ialah Adin (43) yang akrab di panggil Kang Adin oleh Warga Desa Walangsari.Adin selain menjadi Anggota LPMD di Desanya beliau juga berpropesi sebagai petugas tekhnis PLN dilapangan. 

Bercerita tentang history masuknya listrik di Kampung Batu Gajah, banyak pil pahit  yang di telan warga dimasa lampau namun semuanya telah berlalu, kini hanya menjadi sebuah kisah dan cerita yang tak terlupakan buat penghantar lelapnya tidur anak cucu kita,” kata Kang Adin dalam membuka obrolannya sambil tersenyum sipu. 

Lanjut Adin, seingat saya dulu pada tahun 2007 silam dalam waktu yang bersamaan dengan adanya program PNPM salah satu penerapan program tersebut adalah Perkerasan jalan Desa Walangsari lokasi nya kebetulan di Kampung Batu Gajah. seiring dengan kegiatan  tersebut warga pun mengusulkan kepada kami pihak Desa agar Kampung nya segera mendapatkan pemasangan Aliran Listrik dari PLN.

Ironinya warga ingin seperti di Kampung Ciherang Desa Gunung Malang yang lebih awal mendapat Aliran Listrik dari Unit Pelayanan PLN Cibadak,” papar Adin. 

Singkat cerita aspirasi warga pun saya akomodir atas dasar kepercayaan itulah  saya  merasa yakin, bisa saja warga mempercayai saya karena melihat propesi saya sebagai pekerja PLN sehingga masyarakat dapat menaruh harapan besar  kepada saya,“ tuturnya.

Secara spontan hati saya pun berkata,  "sebetulnya ini bukan kapasitas saya, ada rasa khawatir  membebani hati saya bagai mana jika nanti  langkah dan niat baik saya ini  di tolak oleh pimpinan PLN Unit Pelayanan Jaringan dengan alasan akses jalan dan lain sebagainya yang tidak relevan dan efisien sehingga tidak memungkinkan untuk dapat terpasang jaringan ke kampung Batu Gajah.

Jikalau usulan nya nanti tidak berhasil sesuai dengan prasangka ini maka saya akan menanggung malu serta beban moral bagi saya  dan Lembaga Desa terkesan gagal dalam memediasi Warga. gumam Adin 

Berbekal kepercayaan warga dan sebelum lebih jauh saya melangkah ke Pimpinan PLN di Cibadak untuk membuat dan menyampaikan usulan proposal Pemasangan Jaringan Listrik Baru di Kampung Batu Gajah, saya pun tidak mau spekulasi dan ambil resiko maka langkah awal saya membentuklah dua orang tokoh warga setempat yang dijadikannya sebagai panitia atau koordinator. 

tugas dan fungsinya kedua orang itu hanya melakukan pendataan dan penertiban secara kolektif administrasi dan komersial dari calon konsumen PLN di Kampung itu mereka ialah Amur (63) dan Ojang (61). tutur Adin 

Masih kata Adin, untuk sementara waktu data yang terhimpun Amur di keRTan 24,25 Kampung Batu Gajah  hanya dapat terkumpul  berkisar di angka 27 KK dari 60 Kepala Keluarga (KK) yang  sudah siap untuk mendaftarkan diri menjadi calon konsumen  baru sebagai pelanggan listrik PLN dengan Pemasangan Paket 450W perKWH. 

Ternyata benar apa yang di khawatirkan Adin sebelumnya, untuk saat itu setelah saya menyampaikan usulan ternyata di tolak dengan alasan yang pertama, jumlah calon konsumen tidak sebanding dengan biaya pemasangan jalur yang begitu jauh jaraknya  sehingga perlu biaya besar yang harus dikeluarkan  PLN inti nya PLN tidak ingin membebani warga pada akhirnya. 

kedua, jalur yang akan dilaluinya pun lahan perkebunan Balungbangan selain proses perijinannya yang belum tentu respon, PLN pun ada rasa keKhawatiran ditakutkan suatu saat nanti lahan tersebut akan di pergunakan untuk kepentingan lain oleh pemilik HGU (Hak Guna Usaha) yaitu PT. Salak Utama. 

ketiga, ketersediaan pasokan listrik selama ini juga belum maksimal kondisi jaringan yang sering ngedrop dan spaneng. 

untuk sementara waktu jalur Listrik hanya  ada dan berakhir didusun Cingenca Kampung Ciujung Desa Walangsari Kecamatan Kalapanunggal.

Ketiga alasan inilah saya dapat berfikir logis mendengar langsung paparan dari Pihak PLN Unit Pelayanan Cibadak dalam merespon usulan saya itu.TerangAdin

Tapi  saya tidak berhenti disitu. dengan optimis Batu Gajah harus teraliri listrik, sama hal nya dengan kampung2 lain di Desa Walangsari pada umumnya. 

Dalam waktu yang bersamaan saya melihat adanya program pemasangan jaringan listrik masuk kampung  di Ciherang Desa Gunung Malang Kecamatan Cikidang yang letaknya tidak jauh hanya bersebrangan dengan keRtan 24 Kampung Batu Gajah Desa Walangsari Kecamatan Kalapanunggal asumsi saya mengatakan mungkinkah ini yang akan menjadi solusi bagi warga di kampung Batu Gajah. kata adin

Gayung bersambut, fikir saya pun mengatakan untuk menyampaikan usulan kali kedua  dengan alasan  logis dan relevan berharap untuk dikabulkan oleh Pimpinan Unit Pelayanan PLN Cibadak hal yang wajar kala itu, selain jarak nya yang begitu dekat hanya, 400 - 500 Meteran saja dari Ciherang ke Batu Gajah dan juga PLN sedang giat-giatnya melaksanakan Program Listrik Masuk Desa untuk menerangi seluruh Negeri agar Indonesia semakin Maju. 

Alhasil di kabulkanlah usulan Warga Batu Gajah oleh Pimpinan Unit Pelayanan PLN Cibadak Kabupaten Sukabumi pada akhir Tahun 2007 silam yang saya mediasikan sendiri ke pimpinan dan pelaksana nya Alhamdulillah dalam waktu 3 bulan Listrik sudah nyala di Batu Gajah di  awal Tahun 2008. pungkas Adin sambil menarik napas dalam dalam. 

Dilain waktu dan tempat ada cerita yang sama dengan orang  berbeda seperti Amur warga Batugajah Desa Walangsari Kecamatan Kalapanunggal dan Emad Warga Kampung Lio Desa Cianaga Kecamatan Kabandungan. 

Kedua nya hidup rukun bertetangga walau beda desa dan Kecamatan, lain hal nya dengan warga Ciherang yang dulu sempat menolak jaringan listrik yang ada dikampungnya untuk tidak di alirkan ke Kampung Sebrangnya dengan alasan hanya beda Desa dan Kecamatan. kata Amur saat bercerita. 

Dimaklumi banyak pihak atas keterbelakangan wawasan dan pengetahuan juga cara berfikir masyarakat awam tentu beda dengan kaum intelektual, namun hal itu tidak berlangsung lama karena dimasa kepimimpinan Dua orang paraKepala Desa yang kini telah lama "Almarhum" keduanya, (Moch.Yasin Kades Walangsari) dan (Odang Kades Gunung Malang) 

Beliau begitu bersahabat sehingga kebijakan persahabatan keduanya selama menjadi kades banyak dikenang atas jasa- jasa yang mulia semasa hidupnya. 

Pada akhirnya tiada henti setiap generasi  warga rela memanjatkan Do'a dan tetap mengenang semoga Beliau Para Almarhum mendapatkan tempat yang setimpal disisi Tuhan. Alloh Swt. Aaamiin. 

Atas perjuangan dan pengorbanan serta dedikasi yang beliau lakukan semasa hidupnya itu sungguh luar biasa  bagi kemajuan warga bangsa  dengan mendukung secara moral atas program PLN untuk Menerangi Negeri, agar Indonesia Maju. Ungkap Amur. 

Puji Syukur kami ucapkan, Terimakasih dan Apresiasi  sekali  khusus buat PLN yang selama ini telah menjadi pelita dikehidupan  kampung kami yang telah banyak membawa dampak positif dalam setiap sektor dan sendi2 kehidupan.tutup Amur

Senada diceritakan Emad seorang lelaki Tua (67) beliau juga banyak bercerita tentang masa lalu kampung halaman nya, terkadang sesekali terselip juga cerita kedua kampung di seberang rumah tinggal nya saat Emad asik bercengkrama di sebuah warung milik nya  bertempat di kampung Lio Desa Cianaga. minggu pagi, (24/1/21) 

Emad adalah orang  yang pertama  tinggal di daerah ini yang  kini disebut Kampung Lio dari sejak tahun 1975 ia sudah mulai tinggal disini jauh sebelum daerah ini menjadi perKampungan kaya sekarang kalau jaman dulu jangan Listrik  jalan saja masih jalan setapak dengan kondisi nya juga masih tanah. katanya. 

awal nya hanya Emad dan keluarga yang tinggal disini itupun  saya hanya nyaung- nyaung doang (hanya sekedar gubug saja) sekedar untuk  menunggu hasil bumi dan sekedar beristirahat ketika usai bekerja di atas lahan Pertanian milik sendiri, papar nya.

seperti ini di sekeliling rumah saya ini kan tidak ada lahan orang lain disini semua pemilik nya masih satu keluarga masih saudara dengan saya. kata emad sambil menunjukan lahan  nya dengan nenengadahkan wajah keriputnya ke arah persawahan. 

Bercerita masa lalu seakan tak ada habisnya buat lelaki tua yang lahir di Kampung Lemahduhur Desa Cianaga Kecamatan Kabandungan. 

Alasan ia tinggal dan menetap di kampung ini karena dulu kan masih banyak sasatoan yang suka ngerusak pepelakan saya (tanaman saya) kaya babi hutan, burung dan kadang monyet juga suka ada makanya saya tinggal disini kan rumah mah saya di lemaduhur juga ada tapi sekarang mah udah betah disini makanya saya bikin rumah disini. ucap nya

Bertanya tempo dahulu terkait penerangan di kampung Lio seperti apa kisahnya, karena semua tau masuk nya penerang Listrik PLN di Kampung Lio itu di Tahun 2019 dengan usianya baru 2tahun berjalan. 

Dulu sebelum ada Listrik penerangan warga disini kalau malam hanya ya pake lentera  dengan memakai sumbu kain bekas berbahan bakar minyak tanah, tapi kesini2nya ada juga yang pake listrik Dinamo bagi masyarakat yang tergolong mampuh. 

Pasang dinamo itu selain biaya nya yang cukup mahal kendala nya juga lumayan banyak jarang ada yang bertahan lama apalagi kalau  musim hujan tiba, hampir setiap malam suka terjadi banjir bandang sungai citarik ini, kalau terjadi banjir semua yang menggunakan listrik dinamo tenaga kincir air pasti semua pada mati, baik yang disini warga Lio maupun di Ciherang dan Batugajah pasti mati aja karena kincirnya suka terseret arus air bukan hanya kincir terkadang dinamo nya juga rusak kebakar karena konslet terendam air banjir bandang. naas nya lagi kincir dan dinamo nya juga hilang terseret arus banjir. begitulah kondisinya kata Emad. 

Ada juga kendala di musim kemarau, kincirnya berjalan dinamonya hidup, tapi listrik yang dihasilkan nya melempem, padahal hanya di pake untuk lampu penarangan saja di waktu malam tetep aja melempem itu pun lampu yg di gunakan nya hanya dua bohlam. 

Karena pada musim kemarau aliran air sungai citariknya juga menurun sehingga gelebeg (kincir) tidak dapat berputar menggerakan dinamo nya dengan normal, keluh Emad.

Makanya sekarang mah setelah ada listrik dari PLN alhamdulillah Terimakasih sekali karena semua warga disini sudah terbantu penerangan nya oleh PLN, baik yang di kampung Lio Kampung ciherang dan BatugajahalhamdulilahTerimakasihya PLN. Pungkas Emad. 

Bukan hanya Emad dengan yang lainnya di Kampung Batu Gajah ini kaum hawa pun angkat bicara. ia adalah belahan jiwa nya seorang koordinator pemasangan Listrik di Batu Gajah sebut saja Bu Amur. 

Dalam vidiio yang berdurasi satu menit enam detik dengan nada yang ter bata-bata Bu Amur menyampaikan ucapan Terimakasih kepada PLN yang Telah menerangi kehidupan dikampung nya serta ada banyak manfaat yang di rasa oleh warga disini. ucapnya

Karena dengan ada nya listrik kita bisa beli kulkas dan membikin es buat usaha, dan untuk nyuci bisa beli mesin cuci juga bisa ada TV pokok nya ema Doain buat PLN semoga jaya, Aamiin. sekali lagi Ema ucapkan Terimakasih dari  Kampung Batugajah Desa Walangsari Kecamatan Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi. [Dedi Cobra] 

"PLN MENERANGI NEGERI, INDONESIA MAJU "

×
Berita Terbaru Update